Minggu, 11 Februari 2018

Goes to Phuket (July 13th 2017)

Kira2 pukul 5 kurang 10 menit kami sudah stay di depan Hotel menunggu jemputan untuk menuju Phuket (Thailand). Ya hari ini kami akan ke Phuket, waktu seharian akan dihabiskan dalam perjalanan. Lagi2 cerita pagi ini diawali dengan kekonyolanku yang salah naik mobil. hahahahaha
Begini ceritanya....
Saat menunggu jemputan, waktu itu selain kami ada juga sekelompok anak muda laki2 yang sedang menunggu jemputan dengan tujuan yang sama. Tak lama menunggu, berhentilah sebuah mobil van di depan hotel kami. Aku tanpa banyak tanya langsung menaikkan barang2 ke bagasi belakang mobil sementara temanku sedang mengambil HP nya yang sedang di charger di meja resepsionis. Setelah barang selesai dimuat, Pak supir meminta tiket bersamaan dengan datangnya temanku. Temanku langsung menunjukkan tiket dan
 OMG....
Nomor plat KB yang tertera di tiket tidak sesuai dengan mobil yang sedang berada didepan kami. Ternyata ini adalah mobil jemputan milik sekelompok laki2 yang aku bicarakan tadi. Temanku mulai komat kamit baca mantra mengarah ke aku xixixixixix. Aku dengan perasaan sedikit malu menurunkan kembali barang2 kami dari mobil karena salah naik mobil (kekonyolan yang ke 5)

Tak lebih dari 5 menit, mobil yang kami tunggu2 pun datang. Kali ini benar ya sudah di cek dulu nomor plat KB nya wkwkkwkwkwkw. 
Saat naik, dua bangku didepan kami sudah terisi dengan penumpang lain yang sepertinya warga negara Thailand termasuk pak sopirnya. Dan mereka adalah orang Thailand pertama yang aku jumpai seumur hidupku. Dan pertama kalinya juga aku dengar orang ngomong bahasa Thai secara langsung.... 
Aduuhhhhhh ngomong apaaaaa iniiii 
Tuhaaaannnnn 
Sumpah gak ngertiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii

Ternyata masih ada penumpang lain lagi selain kami untuk mengisi bangku bagian belakang. Mereka adalah sekelompok Emak2 yang berasal dari Medan (kayaknya). Aku dengar logat bahasanya ya seperti Si Ucok Raja Minyak dari Medan. Raut mukanya juga Batak abisss deh. 
Oke Mobil sudah terisi penuh dan mobil pun melaju meninggalkan Kota Penang. Sempat kulihat dari kaca mobil, kami melewati jembatan yang dibawahnya mengalir sungai. Entah sungai apa namanya, ingin bertanya but sama siapa. Si Sopir dan penumpang di depan kami orang Thailand. Dan tidak ada tanda2 kalo mereka bisa Bahasa Inggris karena dari tadi full pake bahasa Thaiand. Ngeri juga mau nanya.... 
Mau tanya Emak2 dari Medan, lebih parah lagi kan sama2 pelancong ya mana mereka tahu. Ya sudahlah diam aja, eh nggak ding. ngomong sama temanku aja pake bahasa Singkawang lebih asyik, no body knows what we are talking about. hahahha 
Sama donk ya mereka (penumpang Thailand dan Medan) pasti berfikir seperti itu juga. 
Jadi Tanpa kami sadari dalam mobil itu terjadi perang bahasa. hahaha 
Thai  Melayu Singkawang and Medan
Dua jam perjalanan dan kami pun sampai di daerah perbatasan antara Malaysia dan Thailand (Hyat Tai). Dekat ya pemirsah.... 
Hampir sama dengan perbatasan antara Indonesia (Sambas)  dan Malaysia (Kampung Biawak). Seorang tentara perbatasan tiba2 masuk ke mobil kami untuk menanyakan paspor. Giliran paspor saya yang diperiksa, Si Babang tentara malah menanyakan sesuatu yang menyebalkan.
" Where is your mother? Satu keluarga ya (Sambil menunjuk emak2 Medan yang ada dibelakang kami)"
Dia fikir aku masih anak kecil, mentang2 badan ekonomis yah... Belum sempat ada jawaban yang terlontar dari mulutku, si tentara itu pun buru2 meralat pertanyaannya.
"Oh sudah tua ya ternyata..... "
 Nah baru ngeh si doi, tau gak karena apa. Karena dia barusan liat tahun lahirku di paspor. Makanya jangan sok tahu wkwkwkwkkwkw. Menyebalkan tapi lucu juga liat orang yang asal nebak2 aja hahahahaha
Dan ini juga yang buat emak2 Medan sadar kalau penumpang yang berada di depannya adalah dua gadis yang berbadan ekonomis. Pembicaraan pun berlanjut.
"Adek dari mana?"
"Saya Jakarta, yang ini Kalimantan." (sambil menunjuk kearahku)
"ooo Kalimantan mana?"
"Kalimantan Barat."
"Wah Jauh yah.. Trus kok bisa, ketemunya dimana?"
"Kami teman sejak SMA bu, Saya merantau ke Jakarta dan dia tetap di Kalimantan. Kami ketemunya di Kuala Lumpur."
"O... dari Kuala Lumpur, berdua aja ya?"
"Iya"
"Trus jalan2 ke Thailand berdua aja?"
"Iya"
"Berani juga kalian ya"
Kamipun hanya menjawab dengan senyuman. Dan tidak berhenti disitu, obrolan berlanjut sampai salah satu dari emak2 ini bercerita kalau dia punya anak seorang polisi yang bertugas di Kalimantan
barat yang bersebelahan kabupaten denganku. Orang Medan memang anak rantau ya...

Well, saatnya cap paspor. sebelumnya kami diberi dua lembar form yang harus diisi. Satu lembar untuk kedatangan dan satunya lagi untuk keberangkatan dari Thailand. Cap Paspor berjalan lancar dan bahasa Thai sudah mulai mendominasi pembicaraan orang2 disekitarku. Tampak juga beberapa orang dengan bagian tertentu dari tubuhnya tampak sudah tak asli lagi alias hasil oplas (operasi plastik). Sudah rahasia umum, Thailand adalah negara yang terkenal dengan murahnya biaya oplas.

Form yang mesti diisi pas waktu masuk Thailand

Setelah semua penumpang memasuki mobil, perjalanan kamipun dilanjutkan untuk menuju pusat kota Hyat Tai. Sebelum lanjut perjalanan aku mau buang air kecil. Ditemani dengan penumpang lain aku numpang ke Toilet perbatasan dan sempat foto dulu pas turun mobil hahahahha
Ni dia fotonya wkwkwkw


Kurang dari 2 jam mobil kamipun sampai di pusat kota Hyat Tai tepatnya di kantor travel mobil yang kami tumpangi. Disini, Emak2 Medan turun karena memang tujuan mereka adalah berwisata di kota Hyat Tai seharian. Penumpang Thailand yang duduk di depan kami entah sudah menghilang kemana sementara kami disini untuk transit menunggu mobil selanjutnya menuju Phuket.

Tepat pukul 9 mobil pun datang. Benar2 on time ya. Salut deh dari keberangkatan tadi pagi always on time. Perjalanan ke Phuket kira2 lebih dari 5 jam, mungkin ya, aku udah lupa juga. Sepanjang perjalanan masih banyak hutan. Terkadang ada pohon sawit, karet dan Batu2 besar seperti tebing. Kami sempat mampir satu kali di suatu tempat yang terdapat beberapa kios makanan yang salah satu penjualnya muslim. (Terlihat memakai jilbab). Yak, Di Thailand Muslim merupakan kaum minoritas ya, Warga Thailand mayoritas beragama Buddha.

Hari sudah mulai sore dan kami sudah memasuki pusat kota Phuket. Hasil perbincangan kami dengan penumpang sebelah bahwa mobil akan berhenti di terminal. Dan untuk menuju daerah dimana tempat kami menginap harus naik angkot lagi. Sangat sulit untuk berkomunikasi disini, meskipun sudah memakai Bahasa Inggris namun aksen bahasa Thai nya sangat berpengaruh. Setiap akhir kata yang diucapkan selalu tidak jelas, sulit bagiku untuk memahami. Ditambah lagi tulisan di sepanjang jalan sudah didominasi dengan tulisan Thai dan sedikit sekali yang ada translate nya dalam huruf pada umumnya. Kami anggap ini bencana ,,, 
bencana besar ya... 
Ini sangat menyulitkan kami untuk mencari alamat nantinya pikirku. Aku berasa sedang berada di kelas Sejarah Budaya waktu aku SMA. Ingat sekali huruf Jawa kuno seperti inilah kira2 yang pernah aku pelajari. 
hmmmmmmmm

Sampai diterminal, kami diarahkan untuk ikut naik angkot yang sama dengan nya (penumpang sebelah sebagai informan). Kebetulan tujuan kami sama yaitu ke daerah Patong Beach. Perutku mulai lapar, maklum dari pagi hanya diisi nasi goreng sisa semalam. Aku mulai mencari2 jajanan dan temanku sibuk keliling sekitar terminal mencari kartu provider setempat.

Setelah beberapa menit menunggu, angkot kamipun jalan dan ditengah jalan hujan turun. Penumpang silih berganti turun naik yang didominasi oleh anak sekolah karena memang jam2 mereka pulang sekolah. Kamipun akhirnya merasakan tetesan air hujan di Thailand saat turun di depan sebuah mini market. Kami turun angkot dengan kebingungan karena informan kami cuma bisa memberi petunjuk sampai disini dan katanya kami harus naik ojek untuk menuju alamat penginapan yang kami tunjukkan lewat layar handphone. 

Tampak bapak tua dengan motor tuanya menghampiri kami untuk menawarkan jasa ojek. Entah apa yang dibicarakan oleh si Bapak dan teman kami (si informan), kami tak paham. Taunya si Bapak ojek menghampiri sambil ngomong entah apa dengan jari yang menunjukkan angka 50. Oke fine mungkin maksudnya 50 Bath untuk dua orang. Kami setuju ya lumayan murah hitung2 20ribu bagi dua jadinya 10ribu satu orang. Ternyata satu orang 50 Bath dan dengan satu motor bonceng tiga. 
OMG.... 
Karena darurat, hujan pula, kami pun naik walau dengan mulut yang tak henti2nya ngerepek (ngomel) sepanjang jalan. 
WKWKWKWKWKWKWKW
 Dan ini kekonyolan keberapa ya hujan2 naik motor bonceng tiga dengan ojek bapak tua yang pakai motor tua juga di negara orang 
hahahahahhahha

Dan alamat yang dituju pun tak kunjung kami temui walau sudah tanya sana sini... Berarti si Bapak ojek nya sok tau ni, sebelum naik bilangnya tau tau, kenyataannya preeettttttttt 
Dijalan kami sempat hampir jatuh dari motor mungkin karena keberatan beban, untung saja kakiku nyampe lah (ke jalan) jadi aku bisa bantu nahan motor yang hampir tumbang. 
Finally terakhir berhenti di salah satu hotel dan aku langsung tanya ke securitynya dengan menunjukkan alamat penginapan yang tertera di layar handphoneku. Soalnya aku gak tau mau bacanya apa, alamatnya pake huruf thailand wkwkwkw
Dan Alhamdulillah petunjuk yang didapat benar 
Padahal dari tadi bolak balik lewatin jalan ini cuma karena penginapannya masuk gang lagi ya jadinya gak kelihatan. Dan kamipun sampai di penginapan dengan hati yang lega. Disambut dengan resepsionis yang sekaligus juga owner yang cantik.
Sungguh perjalanan yang melelahkan ya... 
Meskipun melelahkan, kami masih melanjutkan petualangan untuk kuliner dimalam hari di Phuket
Jalan2 malam di Phuket nya aku lanjutin di tulisan selanjutnya ya..... 
hehehehe
Bye bye....















Tidak ada komentar:

Posting Komentar